Kiprah Indonesia di Olimpiade Tradisi Medali Sejak 1988

VIVA â€" Rekam jejak Indonesia di ajang Olimpiade mulai konsisten sejak 1988. Ketika itu, kontingen Tanah Air membawa pulang medali perak yang diraih oleh tim panahan wanita.

Adalah Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani jadi srikandi yang mengharumkan nama Indonesia. Mereka cuma kalah dari wakil tuan rumah, Korea Selatan dan berada di atas tim Amerika Serikat.

Sejatinya, Indonesia punya dua medali perak ketika itu. Namun, perolehan Icuk Sugiarto dalam cabang olahraga bulutangkis sektor tunggal putra masih bersifat eksebisi.

Hal sama seperti yang didapatkan oleh pebulutangkis Indonesia seperti Rudy Hartono, Utami Dewi, Ade Chandra/Christian Hadinata, dan Christian Hadinata/Utami Dewi pada Olimpiade Munich 1972. Sampai periode Olimpiade Seoul 1988, bulutangkis masih jadi cabang olahraga eksebisi.

Begitu masuk ke Olimpiade Barcelona 1992, bulutangkis sudah jadi cabang olahraga resmi. Indonesia berhasil membawa pulang dua medali emas dari Susy Susanti dan Alan Budi Kusuma.

Lalu ada tambahan dua medali perak berkat Ardy Wiranata dan Eddy Hartono/Rudy Gunawa. Kemudian Hermawan Susanto menambahkan satu medali perunggu. Pada era itu, bulutangkis Indonesia berjaya.

Belum lagi ada tiga medali perak dan satu perunggu dari cabang olahraga taekwondo yang ketika itu masuk dalam kategori eksebisi. Dirc Talumewo, Rahmi Kurnia, Susilawati, dan Jefi Tri Aji yang mendapatkannya.

Memori London

0 Response to "Kiprah Indonesia di Olimpiade Tradisi Medali Sejak 1988"

Post a Comment