Awal September Bursa Asia Cerah IHSG Loyo Sendirian

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham Asia ditutup menguat pada perdagangan Rabu (1/9/2021), di tengah mulai melambatnya data aktivitas manufaktur di beberapa negara di kawasan Asia periode Agustus 2021.

Indeks Nikkei Jepang ditutup melonjak 1,29% ke level 28.451,02, Hang Seng Hong Kong menguat 0,58% ke 26.028,29, Shanghai Composite China bertambah 0,65% ke 3.567,10, Straits Times Singapura melesat 1,07% ke 3.087,84, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,24% ke 3.207,02.

Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot nyaris 1% atau lebih tepatnya 0,97% ke posisi 6.090,93 pada hari ini.


Indeks Nikkei memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini karena investor bertaruh bahwa manuver Perdana Menteri (PM) Jepang, Yoshihide Suga dapat membantu memulihkan stabilitas politik di Negeri Matahari Terbit.

Media lokal melaporkan pada Selasa kemarin bahwa PM Suga bermaksud untuk membubarkan majelis rendah parlemen pada pertengahan September tahun ini dan sedang mempertimbangkan untuk mengadakan pemilihan umum (pemilu) pada 17 Oktober mendatang.

Namun, Suga mengklaim dirinya tidak mempunyai rencana tersebut dan hanya sedikit investor yang menanggapi komentarnya begitu saja, mengingat pemahaman tradisional bahwa perdana menteri diperbolehkan berbohong dalam hal pembubaran parlemen.

"Ada spekulasi bahwa Suga mungkin mengangkat seseorang yang populer sebagai sekretaris jenderalnya dan mengadakan pemilihan cepat pekan depan," kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities, dikutip dari Reuters.

Di lain sisi dari data aktivitas manufaktur yang dirilis pada hari ini di beberapa negara di kawasan Asia, rata-rata mulai mengalami perlambatan, seiring dari meningkatnya kasus virus corona (Covid-19) akibat penyebaran varian Delta.

Di China, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) sektor manufaktur China per Agustus versi Caixin/Markit berada di angka 49,2, atau berkontraksi dari periode Juli di angka 50,3.

Pada perdagangan kemarin, NBS melaporkan PMI manufaktur China periode Agustus juga menunjukkan perlambatan menjadi 50,1, dari sebelumnya pada periode Juli di 50,4.

Tak hanya di China, melambatnya PMI manufaktur juga terjadi di Jepang dan Korea Selatan. Di Jepang, PMI manufakur versi Jibun Bank/Markit juga sedikit melambat menjadi 52,7, dari sebelumnya pada Juli lalu di angka 53.

Sedangkan di Korea Selatan, PMI manufaktur periode Agustus versi Markit juga berkontraksi ke angka 51,2, dari sebelumnya pada bulan lalu di angka 53. Walaupun berkontraksi, namun PMI manufaktur Jepang dan Korea Selatan masih berada di zona ekspansif.

Angka di atas 50 dalam indeks PMI menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah itu menunjukkan kontraksi.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), kontrak berjangka (futures) indeks saham AS terpantau menguat tipis.

Investor kini memantau data slip gaji sektor non-pertanian yang akan dirilis pekan ini, karena akan menjadi acuan pengambilan kebijakan otoritas moneter AS. Ekonom dalam polling Dow Jones memprediksi 750.000 slip gaji baru diterbitkan, dengan angka pengangguran 5,2%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Related Posts

0 Response to "Awal September Bursa Asia Cerah IHSG Loyo Sendirian"

Post a Comment